Random thought about how people tryin to cover up their weakness

long time no see ya
Ga lama banget sih sebenernya, apalagi yang mantengin blog ini cuma beberapa glintir orang. But thank you soooo much buat kalian yang bersedia mantengin tulisan-tulisan saya. Seneng banget ada yang nanyain kapan ngepost lagi, atau sekedar "gue baca loh blog lo". such a.........wah amajing pokoknya.

Sebenernya banyak banget yang mau saya obrolin disini. Tentang resolusi 2018 saya yang semkain hari hampir selalu berubah. Atau jurnal makan saya yang endessss. Tapi ada satu hal yang menarik dan takut terlupakan di otak saya, akan saya bahas sekarang.

Pertama-tama, so sowreeh. Alesan kenapa saya ga ngepost beberapa hari kebelakang ini dikarenakan hape saya rusak karena jatuh pas lagi traveling ke bali. Semua data ga selamat, tapi untungnya saya udah cadangin foto jurnal makan saya di draft blog. Next time kalo ada waktu saya bakal review beberapa tempat makan di Bandung dan beberapa destinasi seru di daerah Bandung dan Bali. So, stay tuneeeee
-------------
Masih bisa disebut awal tahun, di awal bulan Februari ini saya menemukan beberapa hal yang akhirnya terpecahkan oleh otak saya. Sederhana mungkin untuk beberapa orang, karena hal ini sebenernya ga penting. Tapi bagi saya penting.

How people tryin to cover up their weakness. Intinya sih begitu. Saya sepenuhnya sadar kalau di dinua ini semua orang pasti punya kekurangan dan kelemahan. Ga cuma saya, tentu. Ibaratnya kekurangan itu sepaket sama kelebihan. Dan yes, kadang kita jarang melihat orang lain punya kekurangan. Rasa-rasanya kaya "ah, enak banget hidupnya".

Dan teori yang baru aja saya pecahkan adalah, "keenakan" hidup itu adalah salah satu bagian dari upaya menutupi kelemahan. Ada beberapa tipe sih sebenernya. Ada orang yang berusaha menutupi kekurangan tersebut dengan hal-hal lain. Ada pula yang menjadikan kekurangan itu sebagai poin lebih dalam hidupnya. Hebat ya ternyata manusia, kecuali saya, rasanya saya baru tau teori ini aja udah seneng.

Hidup diantara banyak orang bukan suatu perkara yang mudah. Tapi bukan juga suatu hal yang perlu dijadikan hal yang rumit. Manusia itu punya karakteristiknya masing-masing. Ketika bertemu dengan tipikal manusia yang stylish selalu menjaga penampilan dan up to date dengan tren fashion yang ada, saya sempet mikir "ini orang kebanyakan duit apa ya sampe tiap tren baju selalu dibeli". Tapi setelah saya selidiki, ternyata ada beberapa orang yang mencoba menjadikan ini sebagai bentuk untuk menutupi kekurangannya. Mungkin dia kurang pandai bergaul, jadi untuk menarik perhatian orang sekitar dia akan berusaha untuk mmm apa ya istilahnya.....something like "ini loh gue".

Selain itu ada juga tipe yang ga terlalu memperhatikan penamilan, tapi dia punya semua yang orang butuhkan. Maksud saya disini adalah entah itu barang atau uang. Jadi secara ga langsung orang lain akan bergerak untuk mengelilingi dia. Jadi apa yang dia punya merupakan upaya untuk menutupi kelemahan yang dia miliki.

Nah, yang membuat saya berfikir lagi adalah, intinya kita itu manusia, punya kekurangan udah menjadi suatu kepastian. Tapi bagaimana kita mengontrol kekurangan itu adalah bagian terpenting dari hidup. Dan percayalah, jangan takut untuk memanipulasi kekurangan yang ada pada diri kita. Karna ya karena, orang lain pun sama. 




Salam.

Comments

Popular Posts