Selamat mengenang dan dikenang.
Jadi, apa kabar?
Cukup lama juga ya tidak bersua di sini. Kemarin-kemarin dapat musibah hp rusak dan banyak sekali kejadian yang menguras emosi jadi buat nulis tuh sejenis "terlalu rumit".
Kali ini, saya mau cerita tentang kejadian semalam. 19 Mei 2018 buka bersama teman angkatan SMA.
Seperti yang sudah kalian duga, setiap bukber setelah menjadi alumni pastiiiii kemungkinan full team itu sangat sangat ketjil. Yap! Dari sekitar 76an total murid seangkatan, yang hadir sekitar 37an. Lumayan.
Ada beberapa orang yang memang sejatinya sangat sulit dilupakan dengan kenangan jaman SMA. Sangat ada. Dan sangat sulit. Sebagaimana pun kita coba alihkan dengan hal lain. Sekeras apapun kita coba menghindar. Faktanya memang sulit untuk tidak mengingat kembali apa yang terjadi dulu dan bagaimana perubahannya kini.
Kadang-hmm, ga kadang sih, sering- saya suka sedih.
Kenapa sekarang begini?
Kenapa rasanya begini?
Kenapa masih aja sulit?
Kenapa..
Kenapa..
Dan kenapa lainnya yang semakin dipikir semakin ngebuat mikir "seharusnya" yang nyatanya tidak bisa diulang.
Sampai akhirnya ada beberapa orang hebat yang kemudian ga memikirkan hal itu menjadi sebuah masalah baru. Hebat.
Fakta lainnya, setelah 3 tahun sejak lulus SMA nyatanya kita semua masih tetap sama. Meskipun ada yang lebih ganteng atau lebih cantik, di luar dari fisik, kita masih tetap anak-anak SMA. Seolah olah kita bener bener kembali ke masa itu. Tapi jangan dihubungin sama yang pacaran pas sma dan sekarang udah putus. Gimana mau kembali ya, ada yang udah move on ada yang udah punya pacar lagi ada yang udah menyelingi punya pacar walaupun akhirnya putus juga dan kemudian baper lagi sama pacar jaman sma dan ada pula yang lagi dalam perjalanan menuju jadian dengan gebetan di kampus dan ada juga yang merenung sendiri merasakan ada kehampaan dan 'nyesss' di dada.
Maksud saya begini, terlepas dari konteks reuni SMA adalah hal yang haram untuk seseorang yang belum move on dengan mantan pacar jaman SMA karena kemungkinan baper sangat besar (untuk perempuan, laki laki saya ga tau), masa SMA itu emang bener lebih nyaman dibanding sd, smp, kuliah, bagi saya.
Disini, saya menemukan teman yang sulit banget saya temukan di lingkup lain. Walaupun kalau mau diruntutin ya, kita pasti mengakui hanya ada beberapa orang yang kemudian menjadi kelompok kecil lingkup kenyamanan kita. Tapi mereka mereka semua ini memang sulit dicari. Bagaimana kita di terima di sini, bagaimana dengan mudahnya mereka bisa memotivasi kita hanya dengan hal hal sederhana, bagaimana mereka bisa menghibur dengan kepribadian mereka, intinya bagaimana mereka akhirnya bisa membuat saya rela datang jauh dari luar kota dengan sejuta masalah di kepala saya demi dan hanya untuk hadir disana. That's the point.
Dan rasanya, ada beberapa orang yang ingin saya peluk erattttt saling menceritakan beban berat yang sedang atau telah dilalui hingga kemudian saling menguatkan satu sama lain. Mungkin lain waktu, saya siapin tisu dulu.
Terima kasih ya teman teman sekeluargaan. Mungkin saya belum lebih baik atau justru semakin tidak baik dibanding SMA, meskipun ada pemikiran minder di relung hati ini, tapi kalian tetap menjadi alasan saya untuk menempuh jarak yang tidak sebentar ini.
Dan untuk kamu kamu yang nyatanya ga sedikit orang ini merasa takut baper ketika dateng ke acara reuni SMA, tenang, saya juga merasakan. Ketar ketir rasanya kalo kemudian baper, karna healingnya butuh waktu yang cukup mengganggu kehidupan. Kita emang akan menemukan banyak kejanggalan, perasaan rindu ataupu hal hal rumit lainnya yang sulit dijelaskan tapi menyesakkan di dada. Iya saya tau, setelah acara selesai kamu kemudian akan mengulang memori yang lalu dan membandingkan dengan kejadian ini. Gpp, kalo memang rezekinya harus kembali, Tuhan punya caranya sendiri untuk mempersatukan. Tapi kalo belum rezekinya, coba nego dulu siapa tau masih bisa diubah(?)
Salam sayang,
Dari aku yang mudah dilupakan.
Cukup lama juga ya tidak bersua di sini. Kemarin-kemarin dapat musibah hp rusak dan banyak sekali kejadian yang menguras emosi jadi buat nulis tuh sejenis "terlalu rumit".
Kali ini, saya mau cerita tentang kejadian semalam. 19 Mei 2018 buka bersama teman angkatan SMA.
Seperti yang sudah kalian duga, setiap bukber setelah menjadi alumni pastiiiii kemungkinan full team itu sangat sangat ketjil. Yap! Dari sekitar 76an total murid seangkatan, yang hadir sekitar 37an. Lumayan.
Ada beberapa orang yang memang sejatinya sangat sulit dilupakan dengan kenangan jaman SMA. Sangat ada. Dan sangat sulit. Sebagaimana pun kita coba alihkan dengan hal lain. Sekeras apapun kita coba menghindar. Faktanya memang sulit untuk tidak mengingat kembali apa yang terjadi dulu dan bagaimana perubahannya kini.
Kadang-hmm, ga kadang sih, sering- saya suka sedih.
Kenapa sekarang begini?
Kenapa rasanya begini?
Kenapa masih aja sulit?
Kenapa..
Kenapa..
Dan kenapa lainnya yang semakin dipikir semakin ngebuat mikir "seharusnya" yang nyatanya tidak bisa diulang.
Sampai akhirnya ada beberapa orang hebat yang kemudian ga memikirkan hal itu menjadi sebuah masalah baru. Hebat.
Fakta lainnya, setelah 3 tahun sejak lulus SMA nyatanya kita semua masih tetap sama. Meskipun ada yang lebih ganteng atau lebih cantik, di luar dari fisik, kita masih tetap anak-anak SMA. Seolah olah kita bener bener kembali ke masa itu. Tapi jangan dihubungin sama yang pacaran pas sma dan sekarang udah putus. Gimana mau kembali ya, ada yang udah move on ada yang udah punya pacar lagi ada yang udah menyelingi punya pacar walaupun akhirnya putus juga dan kemudian baper lagi sama pacar jaman sma dan ada pula yang lagi dalam perjalanan menuju jadian dengan gebetan di kampus dan ada juga yang merenung sendiri merasakan ada kehampaan dan 'nyesss' di dada.
Maksud saya begini, terlepas dari konteks reuni SMA adalah hal yang haram untuk seseorang yang belum move on dengan mantan pacar jaman SMA karena kemungkinan baper sangat besar (untuk perempuan, laki laki saya ga tau), masa SMA itu emang bener lebih nyaman dibanding sd, smp, kuliah, bagi saya.
Disini, saya menemukan teman yang sulit banget saya temukan di lingkup lain. Walaupun kalau mau diruntutin ya, kita pasti mengakui hanya ada beberapa orang yang kemudian menjadi kelompok kecil lingkup kenyamanan kita. Tapi mereka mereka semua ini memang sulit dicari. Bagaimana kita di terima di sini, bagaimana dengan mudahnya mereka bisa memotivasi kita hanya dengan hal hal sederhana, bagaimana mereka bisa menghibur dengan kepribadian mereka, intinya bagaimana mereka akhirnya bisa membuat saya rela datang jauh dari luar kota dengan sejuta masalah di kepala saya demi dan hanya untuk hadir disana. That's the point.
Dan rasanya, ada beberapa orang yang ingin saya peluk erattttt saling menceritakan beban berat yang sedang atau telah dilalui hingga kemudian saling menguatkan satu sama lain. Mungkin lain waktu, saya siapin tisu dulu.
Terima kasih ya teman teman sekeluargaan. Mungkin saya belum lebih baik atau justru semakin tidak baik dibanding SMA, meskipun ada pemikiran minder di relung hati ini, tapi kalian tetap menjadi alasan saya untuk menempuh jarak yang tidak sebentar ini.
Dan untuk kamu kamu yang nyatanya ga sedikit orang ini merasa takut baper ketika dateng ke acara reuni SMA, tenang, saya juga merasakan. Ketar ketir rasanya kalo kemudian baper, karna healingnya butuh waktu yang cukup mengganggu kehidupan. Kita emang akan menemukan banyak kejanggalan, perasaan rindu ataupu hal hal rumit lainnya yang sulit dijelaskan tapi menyesakkan di dada. Iya saya tau, setelah acara selesai kamu kemudian akan mengulang memori yang lalu dan membandingkan dengan kejadian ini. Gpp, kalo memang rezekinya harus kembali, Tuhan punya caranya sendiri untuk mempersatukan. Tapi kalo belum rezekinya, coba nego dulu siapa tau masih bisa diubah(?)
Salam sayang,
Dari aku yang mudah dilupakan.
Mantaps
ReplyDeleteYazz!😄
Delete