Dan kamu boleh pergi sekarang.

Apakah berhenti berlari sama halnya dengan berhenti berharap?
Apakah berhenti berharap pun sama halnya dengan berhenti berlari?

Berhenti.
Coba beri tau bagaimana caranya berhenti ketika lelah pun tak berarti.
Satu kali
Dua kali
Boleh jadi aku berdalih tentang pemberhentian yang nyatanya tak kunjung berakhir.
Namun beberapa menjadi samar karna satu dan lain hal.

Kemudian aku menepi.
Membuka satu persatu apa yang selama ini kugenggam hingga akhirnya kamu pun mengerti.

Tidak.
Tidak lagi.
Seolah olah mudah untuk menghilang.
Seolah olah mudah untuk terbang.

Sekali lagi kuucap.
Aku siap untuk memulai kembali perjalanan melelahkan ini.
Mencari rute terjauh untuk sampai ke puncak.
Mencari persimpangan terbaik untuk sekedar beristirahat.
Aku siap.

Janji.
Aku janji tidak akan mengeluhkan setitik hal pun pada mu yang sudah menemukan puncak.
Aku janji tidak sedetik pun untuk memaksamu sekedar melirik.
Aku pun berjanji akan berdiri sendiri ketika tiba waktunya aku akan terjatuh lagi.
Aku janji.

Biarkan yang tertanam tetap tumbuh sampai alam yang mematikan.
Biarkan yang sudah hilang tetap hilang seolah tiada tempat lagi untuk kembali.
Biarkan.

Seolah olah aku adalah burung kecil yang sayapnya masih rapuh.
Kamu pun tau aku akan terus belajar.
Jatuh dari ketinggian.
Terancam mati.
Sayap patah.
Dan kehilangan kekuatan untuk berdiri.

Tapi kamu pun harus tau.
Aku pasti bisa.
Aku pasti bisa membentangkan sayap kemudian terbang tinggi.
Entah menghampirimu atau melongok untuk tau keadaanmu.

Karna yang pergi tidak benar benar pergi.
Dan yang hilang tidak benar benar hilang.
Aku hanya seeokor burung kecil yang akan belajar terbang, lagi.



Comments

Popular Posts