Belum gagal, hanya saja butuh waktu.
Hari ini, tepat 2 bulan setelah sidang selesai dan 1 bulan 2 minggu dinyatakan lulus dari Politeknik Negeri Jakarta. Meskipun jadwal wisuda dan ijasah serta transkrip masih pertengahan bulan depan, tetap saja saya sudah officially graduated.
Rasanya gimana?
Baiklah, kali ini biarkan saya jabarkan apa saja yang dirasa dan saya lakukan beberapa waktu ini.
Sidang selesai, bukan berarti permasalahan pun selesai. Ada deadline pengumpulan revisi dan pengurusan berkas yang bikin ngeluh karna pengen cepet cepet istirahat. Beberapa orang mungkin sudah mempersiapkan untuk melamar pekerjaan sana sini, sementara saya harus berdamai dulu dengan urusan internal dengan keluarga. Yap, untuk kamu kamu yang tidak ada permasalahan internal seperti saya, sudah sepatutnya bisa mencuri start untuk mulai melamar pekerjaan.
Betul adanya, jika memang rezeki kita, sejauh apapun sesulit apapun, rezeki itu akan tetap menjadi milik kita. Tapi ya dengan syarat, kita pun berusaha untuk mengejarnya, bukan menunggu rezeki itu menghampiri kita. Karna nyatanya, kita berlomba. Berlomba dengan teman dekat, berlomba dengan teman sekelas, berlomba dengan teman jurusan, berlomba dengan teman kampus, berlomba dengan teman beda kampus, berlomba dengan orang orang berpengalaman, berlomba dengan keberuntungan.
Rasanya bagaimana?
Tepat hari ini, saya baru sadar, beberapa waktu setelah saya dinyatakan lulus sidang, saya perlahan lahan kehilangan mimpi saya. Tujuan saya yang sudah saya impikan jika lulus sejak dulu buyar. Beberapa wishlists yang nyatanya tidak tersentuh. Dan banyak hal yang harus dirombak. Begitu bukan hidup? Kita harus siap sedia mengubah satu dan lain hal kemudian menyesuaikan dengan satu dan lainnya. Karna kita hidup tidak sendiri, kadang ada beberapa mimpi yang dititipkan pada pundak kita. Atau kadang ada harap yang terucap untuk kita. Atau banyak pula lingkungan mencoba membentuk kita untuk hal hal yang baru.
Kemudian saya mencoba memahami. Disaat seperti ini, sudah melamar ke beberapa tempat dan belum juga ada panggilan, atau sudah berada di tahap tahap tertentu dan harus gagal karna hal yang memang bukan kuasa kita, pesimis sering kali muncul. Namun satu yang pasti, saya, kita, harus punya tujuan. Punya mimpi. Punya harapan. Berusaha untuk tujuan mimpi dan harapan tersebut. Tidak berhenti karna gagal. Banyak mungkin teman lainnya yang sudah banyak panggilan, atau berhasil mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Namun mari kita ingat lagi, bagaimana sebenarnya doa yang kau ucap. Doa yang kita ucap. Doa yang saya ucap.
Saya, berdoa untuk sesuatu yang terbaik diantara yang baik baik. Bisa jadi yang gagal adalah sesuatu yang baik, namun ada yang terbaik sedang menunggu perjuangan saya. Sesimpel itu namun sesulit itu pula untuk bangkit ketika gagal.
Bukan, bukan gagal. Hanya saja belum waktunya. Mungkin besok, atau lusa.
Jadi, semangat.
Jangan berhenti.
Meski berat, ada hal hal terbaik yang menunggu perjuangan kita di depan sana.
Menanti nanti kapan hadirnya langkah kita berpijak dititik yang tepat.
Selamat berjuang, teman teman!
Rasanya gimana?
Baiklah, kali ini biarkan saya jabarkan apa saja yang dirasa dan saya lakukan beberapa waktu ini.
Sidang selesai, bukan berarti permasalahan pun selesai. Ada deadline pengumpulan revisi dan pengurusan berkas yang bikin ngeluh karna pengen cepet cepet istirahat. Beberapa orang mungkin sudah mempersiapkan untuk melamar pekerjaan sana sini, sementara saya harus berdamai dulu dengan urusan internal dengan keluarga. Yap, untuk kamu kamu yang tidak ada permasalahan internal seperti saya, sudah sepatutnya bisa mencuri start untuk mulai melamar pekerjaan.
Betul adanya, jika memang rezeki kita, sejauh apapun sesulit apapun, rezeki itu akan tetap menjadi milik kita. Tapi ya dengan syarat, kita pun berusaha untuk mengejarnya, bukan menunggu rezeki itu menghampiri kita. Karna nyatanya, kita berlomba. Berlomba dengan teman dekat, berlomba dengan teman sekelas, berlomba dengan teman jurusan, berlomba dengan teman kampus, berlomba dengan teman beda kampus, berlomba dengan orang orang berpengalaman, berlomba dengan keberuntungan.
Rasanya bagaimana?
Tepat hari ini, saya baru sadar, beberapa waktu setelah saya dinyatakan lulus sidang, saya perlahan lahan kehilangan mimpi saya. Tujuan saya yang sudah saya impikan jika lulus sejak dulu buyar. Beberapa wishlists yang nyatanya tidak tersentuh. Dan banyak hal yang harus dirombak. Begitu bukan hidup? Kita harus siap sedia mengubah satu dan lain hal kemudian menyesuaikan dengan satu dan lainnya. Karna kita hidup tidak sendiri, kadang ada beberapa mimpi yang dititipkan pada pundak kita. Atau kadang ada harap yang terucap untuk kita. Atau banyak pula lingkungan mencoba membentuk kita untuk hal hal yang baru.
Kemudian saya mencoba memahami. Disaat seperti ini, sudah melamar ke beberapa tempat dan belum juga ada panggilan, atau sudah berada di tahap tahap tertentu dan harus gagal karna hal yang memang bukan kuasa kita, pesimis sering kali muncul. Namun satu yang pasti, saya, kita, harus punya tujuan. Punya mimpi. Punya harapan. Berusaha untuk tujuan mimpi dan harapan tersebut. Tidak berhenti karna gagal. Banyak mungkin teman lainnya yang sudah banyak panggilan, atau berhasil mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Namun mari kita ingat lagi, bagaimana sebenarnya doa yang kau ucap. Doa yang kita ucap. Doa yang saya ucap.
Saya, berdoa untuk sesuatu yang terbaik diantara yang baik baik. Bisa jadi yang gagal adalah sesuatu yang baik, namun ada yang terbaik sedang menunggu perjuangan saya. Sesimpel itu namun sesulit itu pula untuk bangkit ketika gagal.
Bukan, bukan gagal. Hanya saja belum waktunya. Mungkin besok, atau lusa.
Jadi, semangat.
Jangan berhenti.
Meski berat, ada hal hal terbaik yang menunggu perjuangan kita di depan sana.
Menanti nanti kapan hadirnya langkah kita berpijak dititik yang tepat.
Selamat berjuang, teman teman!
Comments
Post a Comment