Apa kali ini akan tetap baik-baik saja?
Seolah-olah kita terjerembab pada waktu yang lalu, "apa kali ini akan tetap baik-baik saja?"
Terkadang kita berpikir untuk perandaian.
"Andai kemarin tetap pergi."
"Andai kemarin lebih usaha sedikitttt lagi."
"Andai saat itu memilih untuk tetap di sini"
Dan beberapa perandaian lainnya yang sebenarnya hanya bisa kita sapa sambil tersenyum bangga. Satu persatu jalan sudah ditempuh, meski rasanya terkadang berat dan tidak menentu akan bagaimana akhirnya nanti.
Tapi kita seolah lupa, beberapa bagian dalam hidup memang berjalan tanpa diduga. Ada yang berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki yang dirasa salah, namun selalu berakhir gagal. Ada yang tanpa usaha untuk berada di atas justru mendapatkan kemudahan. Kita seolah mengernyit, "apa lagi yang salah?". Padahal yang terjadi adalah bagian dari garis takdir, terlepas dari usaha yang sudah kita lakukan.
Lalu kita berjalan, entah sendiri atau bergandengan. Menautkan jari jemari dengan harap bisa saling berbagi. Namun seolah lupa, beberap makhluk masih saja terluka jika yang lainnya lebih didamba. Selayaknya manusia pada umumnya, kecewa dan mencela. Namun dalam hati yang tertutup dan hanya menampakkan sedikit letup.
Tidak apa, kataku.
Menguatkan hati untuk tetap berdiri.
Masih banyak hari yang harus dilalui.
Terkadang kita berpikir untuk perandaian.
"Andai kemarin tetap pergi."
"Andai kemarin lebih usaha sedikitttt lagi."
"Andai saat itu memilih untuk tetap di sini"
Dan beberapa perandaian lainnya yang sebenarnya hanya bisa kita sapa sambil tersenyum bangga. Satu persatu jalan sudah ditempuh, meski rasanya terkadang berat dan tidak menentu akan bagaimana akhirnya nanti.
Tapi kita seolah lupa, beberapa bagian dalam hidup memang berjalan tanpa diduga. Ada yang berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki yang dirasa salah, namun selalu berakhir gagal. Ada yang tanpa usaha untuk berada di atas justru mendapatkan kemudahan. Kita seolah mengernyit, "apa lagi yang salah?". Padahal yang terjadi adalah bagian dari garis takdir, terlepas dari usaha yang sudah kita lakukan.
Lalu kita berjalan, entah sendiri atau bergandengan. Menautkan jari jemari dengan harap bisa saling berbagi. Namun seolah lupa, beberap makhluk masih saja terluka jika yang lainnya lebih didamba. Selayaknya manusia pada umumnya, kecewa dan mencela. Namun dalam hati yang tertutup dan hanya menampakkan sedikit letup.
Tidak apa, kataku.
Menguatkan hati untuk tetap berdiri.
Masih banyak hari yang harus dilalui.
Comments
Post a Comment