Mari pulang
Menulis ini sebagai bentuk penyemangat diri, bahwa esok hari pasti akan lebih baik lagi.
Beberapa semangat seketika luntuh entah tak berarah.
Berpencar dan berpendar
Cepat atau lambat memang mungkin demikian.
Berdiri dan menjejakan kaki menopang tubuh yang sudah tak berlabuh.
Mencari semilir angin yang bisa membuatnya mengerti bahwa yang terakhir memang harus berakhir.
Menjejalkan segala bentuk untuk tenaga agar mampu bertahan dalam waktu yang tertahan.
Selamat memulai lagi.
Aku rasa kali ini aku hanya ingin pulang.
Berlari mengadu pada ibu yang sudah lama menunggu.
Kali ini aku kembali ragu, akankah bisa diri ini kembali pagu
Pada dunia yang seketika palsu
Pada pijakan yang tak lagi kaku
Pada untaian yang tak lagi merdu.
Mari bergandengan, seolah hari esok tak lagi suram
Tapi izinkan aku berhenti sejenak.
Jemari ini seakan menolak.
Kaki ini seolah meragu
Karena yang dijaga tak lagi sama
Begitu pula yang dicinta tak lagi dapat dibina.
Selamat kembali ke peradaban.
Taiwan.
12/19/2019
Beberapa semangat seketika luntuh entah tak berarah.
Berpencar dan berpendar
Cepat atau lambat memang mungkin demikian.
Berdiri dan menjejakan kaki menopang tubuh yang sudah tak berlabuh.
Mencari semilir angin yang bisa membuatnya mengerti bahwa yang terakhir memang harus berakhir.
Menjejalkan segala bentuk untuk tenaga agar mampu bertahan dalam waktu yang tertahan.
Selamat memulai lagi.
Aku rasa kali ini aku hanya ingin pulang.
Berlari mengadu pada ibu yang sudah lama menunggu.
Kali ini aku kembali ragu, akankah bisa diri ini kembali pagu
Pada dunia yang seketika palsu
Pada pijakan yang tak lagi kaku
Pada untaian yang tak lagi merdu.
Mari bergandengan, seolah hari esok tak lagi suram
Tapi izinkan aku berhenti sejenak.
Jemari ini seakan menolak.
Kaki ini seolah meragu
Karena yang dijaga tak lagi sama
Begitu pula yang dicinta tak lagi dapat dibina.
Selamat kembali ke peradaban.
Taiwan.
12/19/2019
Comments
Post a Comment