Sanggupkah Kamu Menduga?
Menapak tilas beberapa waktu yang sedang dijalani saat ini.
Mencari celah bagian mana yang perlu diperbaiki.
Berdiri menerka, kecewa mana lagi yang seharusnya bisa tidak terjadi.
Berkaca.
Seolah meneliti sisi mana lagi yang menganga.
Ternyata, banyak kubangan yang perlu ditimpa.
Bertanya-tanya dalam hati, mengapa hal seperti ini bisa terjadi?
Namun terlalu banyak prasangka yang nyatanya tidak bisa diduga dengan nyata.
Terlalu banyak harap manusia yang tidak bisa diterka.
Karena mengikuti yang satu tidak serta merta sesuai dengan yang lainnya.
Lalu siang tadi, dengan hembusan angin dingin yang menjalar sekitar tubuh
tetap kukayuh sepedah itu.
Mencari tau sampai mana batas yang bisa kutempuh.
Mencari jalan lain yang lebih sesuai tanpa harus diminta.
Mencari celah tanpa harus bertanya.
Nyatanya kita hanya berdiri di sini.
Bagaimana nanti, biar menjadi rahasia ilahi.
Yang diam akan terus diam.
Yang berbicara biar terus berbicara.
Seolah tidak ada tempat yang bisa menampung si diam dan sang pembicara.
Karena tidak ada lagi kata yang bisa ku ungkap.
Kadang hadir pun tak pernah dianggap.
Begitu pun berlari seolah musuh yang harus ditangkap.
Karena yang lain tidak perlu tahu.
Yang di hati cukup diadu.
Pada tempat di mana yang lain hanya bisa menduga.
Kemana arah dan tujuanku bercerita.
Salam,
2019/12/7
Comments
Post a Comment