Pencegahan Corona Virus (COVID-19) di Taiwan
Selamat malam!
Hari ini tepat 7 hari merasakan lagi udara Taiwan. Kali ini Taiwan terasa sangat berbeda, karena hati yang tidak sama seolah kebiasaan pun banyak yang harus diperbarui, serta mewabahnya virus baru yang membuat banyak kekhawatiran muncul. Yap! Corona Virus (COVID-19).
Sebelum kembali ke Taiwan, beberapa orang mengingatkan untuk membawa persediaan masker karena ketersediaan masker di Taiwan dibatasi pembeliannya. Sementara, saat itu kepopuleran virus ini belum merebak namun keberadaan masker sudah naik meroket. Masker sensi yang pada saat itu saya beli seharga kurang lebih 35ribu satu box dengan isi 50 pcs, saat dibutuhkan meroket menjadi 300ribu per box. Gila. Akhirnya dengan persediaan seadanya saya tetap kembali ke negara ini.
Lalu bagaimana situasi tindakan yang dilakukan Taiwan untuk mengatasi COVID-19 ini?
Setelah melewati perjalanan selama kurang lebih 5 jam, saya akhirnya menginjakan kaki di Taiwan dengan selamat. Lalu, kami diwajibkan untuk mengisi form mengenai riwayat perjalanan dan gejala yang sedang dirasakan. Form ini diwajibkan sebelum masuk bagian imigrasi. Ketika mengumpulkan form, petugas akan kembali bertanya apakah saya pernah transit pada negara-negara tertentu. Setelah itu dilalui, saya berjalan menuju thermal detector gate. Di sini hanya gate saja, pengecekan tidak dilakukan dengan thermal gun. Lalu berlanjut imigrasi dan keluar seperti biasanya.
Itu sekilas gambaran bagaimana bandara Taiwan menyikapi kasus ini pada saat Indonesia belum terdeteksi kasus COVID-19 sama sekali, mungkin ketika sudah terdeteksi, peraturannya menjadi berubah atau menyesuaikan.
Untuk selanjutnya, tujuan saya adalah asrama kampus. Dalam perjalanan, banyak orang menggunakan masker namun berhubung saat itu sangat malam sehingga sedikit orang yang saya temui di perjalanan.
Di asrama sendiri waktu kedatangan saya kebetulan terlalu larut sehingga saya dipersilahkan masuk tanpa tes tertentu. Namun keesokan harinya, ketika ingin memasuki asrama, maka ada pengecekan suhu menggunakan thermal gun dan disediakan alkohol untuk membersihkan tangan.
Selain asrama, mulai tahun ajaran baru, gate utama kampus diberlakukan pengecekan suhu juga dengan menggunakan thermal gun.
Sementara di Lingkungan sekolah, beberapa tempat yang semula tersedia wastafel namun tidak bisa dipakai, kini bisa dipakai dengan tambahan sabun di setiap tempat.
Selain itu, berhubung saya bekerja di sini. Perusahaan pun menerapkan kebijakan baru, yaitu sebelum memulai kerja harus mengikuti pengecekan suhu. Hal lain yang juga mereka perhatikan adalah penggunaan cover untuk tombol lift.
Hari ini tepat 7 hari merasakan lagi udara Taiwan. Kali ini Taiwan terasa sangat berbeda, karena hati yang tidak sama seolah kebiasaan pun banyak yang harus diperbarui, serta mewabahnya virus baru yang membuat banyak kekhawatiran muncul. Yap! Corona Virus (COVID-19).
Sebelum kembali ke Taiwan, beberapa orang mengingatkan untuk membawa persediaan masker karena ketersediaan masker di Taiwan dibatasi pembeliannya. Sementara, saat itu kepopuleran virus ini belum merebak namun keberadaan masker sudah naik meroket. Masker sensi yang pada saat itu saya beli seharga kurang lebih 35ribu satu box dengan isi 50 pcs, saat dibutuhkan meroket menjadi 300ribu per box. Gila. Akhirnya dengan persediaan seadanya saya tetap kembali ke negara ini.
Lalu bagaimana situasi tindakan yang dilakukan Taiwan untuk mengatasi COVID-19 ini?
Setelah melewati perjalanan selama kurang lebih 5 jam, saya akhirnya menginjakan kaki di Taiwan dengan selamat. Lalu, kami diwajibkan untuk mengisi form mengenai riwayat perjalanan dan gejala yang sedang dirasakan. Form ini diwajibkan sebelum masuk bagian imigrasi. Ketika mengumpulkan form, petugas akan kembali bertanya apakah saya pernah transit pada negara-negara tertentu. Setelah itu dilalui, saya berjalan menuju thermal detector gate. Di sini hanya gate saja, pengecekan tidak dilakukan dengan thermal gun. Lalu berlanjut imigrasi dan keluar seperti biasanya.
Itu sekilas gambaran bagaimana bandara Taiwan menyikapi kasus ini pada saat Indonesia belum terdeteksi kasus COVID-19 sama sekali, mungkin ketika sudah terdeteksi, peraturannya menjadi berubah atau menyesuaikan.
Untuk selanjutnya, tujuan saya adalah asrama kampus. Dalam perjalanan, banyak orang menggunakan masker namun berhubung saat itu sangat malam sehingga sedikit orang yang saya temui di perjalanan.
Di asrama sendiri waktu kedatangan saya kebetulan terlalu larut sehingga saya dipersilahkan masuk tanpa tes tertentu. Namun keesokan harinya, ketika ingin memasuki asrama, maka ada pengecekan suhu menggunakan thermal gun dan disediakan alkohol untuk membersihkan tangan.
Selain asrama, mulai tahun ajaran baru, gate utama kampus diberlakukan pengecekan suhu juga dengan menggunakan thermal gun.
Sementara di Lingkungan sekolah, beberapa tempat yang semula tersedia wastafel namun tidak bisa dipakai, kini bisa dipakai dengan tambahan sabun di setiap tempat.
Selain itu, berhubung saya bekerja di sini. Perusahaan pun menerapkan kebijakan baru, yaitu sebelum memulai kerja harus mengikuti pengecekan suhu. Hal lain yang juga mereka perhatikan adalah penggunaan cover untuk tombol lift.
Hal lain yang mungkin menjadi highlight maraknya COVID-19 ini adalah keberadaan masker. Pemerintah Taiwan sangat sigap untuk pemerataan ketersediaan masker. Di sini setiap orang dibatasi untuk mendapatkan masker dua kali dalam seminggu dan bergantung pada NHI (National Health Insurance), NHI ini sejenis BPJS di Indonesia. Dalam NHI ada nomor yang tertera, nomor tersebut yang menjadi acuan untuk membeli, Karena pembelian masker berdasarkan ganjil dan genap. Sementara ketersediaannya masker tidak ada selain menggunakan NHI dan toko-toko yang sudah terdaftar dari pemerintah.
Begitu gambaran tindakan preventif yang diterapkan Taiwan untuk menangani kasus COVID-19 ini. Jaga terus kesehatan, makan-makanan yang sehat, jaga kebersihan, biasakan cuci tangan dan kurangi memegang yang tidak perlu.
x
Comments
Post a Comment