Pengalaman "Seru" Operasi Tumor Payudara di Usia 22 Tahun
Kali ini saya akan bahas hal yang
sedikit intim dan eummm sensitif(?)
Sebagai perempuan, salah satu alat vital yang perlu kita perhatikan adalah payudara. Khususnya untuk kita, perempuan-perempuan muda. Beberap artikel yang saya baca menyebutkan kalau perempuan muda cenderung lebih banyak kasus yang mengalami tumor payudara. Awalnya saya ga percaya, sampai akhirnya saya mengalaminya sendiri.
Sebentar. Jangan kaget ya. Tumor itu ada banyak jenisnya. Sebelum saya cerita lebih panjang, saya kasih tau dulu kalau sumber yang saya pakai untuk membantu saya menjelaskan semua ini adalah alodokter.com dan pengalaman saya sendiri ya.
Jadi, sekitar 2,5 bulan lalu saya akhirnya melakukan operasi pengangkatan tumor payudara. Pada saat itu saya belum tau kalau apa yang ada di dalam payudara saya itu adalah tumor. Sebelum saya berangkat ke Taiwan pada Maret 2019, ada rangkaian medical check up yang harus saya lalui. Sebelum medical check up ini saya udah khawatir bakal ga lolos karena dari sebelumnya pun saya sudah menyadari kalau ada yang "aneh" dengan payudara sebelah kiri saya. Namun pada saat itu, saya ga merasa sakit sama sekali. Biasa aja, cuman kalau diraba yaaa ada yang "aneh".
Singkat cerita, medical check up lolos. Lalu saya menjalani kehidupan yang baik-baik saja di Taiwan sampai akhirnya merasa "kok nyeri ya". Sebelum kedatangan tamu, payudara saya memang biasa kalau sakit. Nah, akhir-akhir itu saya merasa kalau sakit di sebelah kiri lebih dominan. Dengan dalih "ah, gapapa. mau dapet ini mah", saya ga mempermasalahkan hal itu. Sampai akhirnya bulan per bulan saya lalui dan merasa ada yang bener-bener ga beres dengan payudara sebelah kiri saya. Ada benjolan yang kalau diraba terasa ada ujungnya, bukan ujung lancip atau bagaimana. Tapi bentuknya seperti oval dan semakin lama tanpa diraba pun benjolan ini terlihat dari permukaan.
Ok, pada saat itu akhirnya saya bercerita sama ibu saya dan memutuskan untuk pulang di tahun 2020. Sebenarnya di Taiwan ini bisa juga untuk operasi dan segala macamnya, tapi gimana ya......takut. Hahahaha, ini operasi pertama saya seumur hidup.
Akhirnya, 22 Januari 2020 saya mendapat rujukan dari klinik BPJS untuk langsung ke dokter onkologi. Dokter onkologi adalah dokter spesialis kanker. Karena pada bulan selanjutnya saya sudah harus kembali ke Taiwan, jadi untuk mempersingkat pemeriksaan dan kebetulan benjolannya sudah jelas jadi langsung diarahkan ke dokter onkologi.
Hari pertama masuk ke ruang dokter, saya langsung diarahkan untuk melakukan operasi segera mungkin. Bukan karena sudah sangat parah, tapi mengejar waktu yang sedikit. Sebelum operasi ada beberapa hal yang harus kita lakukan. Mamografi, USG Payudara, Rontgen dan jangan lupakan ambil darah yang katanya kaya digigit semut padahal mah cekitcekit. Oke, jadi hari itu saya langsung melakukan semuanya. Tapi saat itu saya belum dapet ruang rawat dan ruang operasi. Jadi harus tunggu pemberitahuan yang mana pemberitahuannya itu ga bisa dipastikan kapan. Akhirnya dengan tenaga super, saya tetep berkelana ke Bandung buat ketemu temen-temen dan pada saat itu masih punya pacar jadi sekalian pacaran. Hheheheeee.
Akhirnya pas saya akan berangkat ke Bandung, pihak rumah sakit telpon kalau saya sudah dapet ruang operasi. Jadi operasi saya dijadwalkan hari Senin tanggal 27 Januari, sementara tanggal 25 saya melanglang buana ke Bandung.
Singkat cerita, tanggal 27 Januari saya masuk ruang rawat dulu, karena urusan
administrasi dan segala macamnya jadi saya baru masuk kamar setelah jam 7
malam. Operasi dilakukan besok sekitar jam 11. Jadi sebelum operasi kita
diharuskan puasa dulu, puasa makan aja. Sebelum puasa saya dikasih makan bubur
sumsum.
Pagi menjelang dan saya disuruh ganti baju operasi. Pernah mimpi pake baju itu, akhirnya kesampean juga. Semoga itu yang terakhir deh. Huuuhuhhu. Sebelum operasi, saya dites antibiotik. Ini biar tau saya alergi terhadap antibiotik yang akan dipake atau ga. Tesnya disuntikin di bawah kulit dan rasanya sakit banget, perih. Ampun. Ampun bgt.
Ok....dag dig dug didorong pake kursi roda ke ruang operasi. Sebelum operasi dimulai, dokter onkologi saya kasih tanda bagian mana aja yang harus dibedah. Pada saat itu, saya udah siap mental kalau payudara sebelah kiri saya "saja". Tapi setelah dokter membaca hasil mammografi......ternyata kanan dan kiri. Saya....huah. Udahlah itu keringet dingin. Di kepala isinya cuma "tete gue ilang dua-duanya". Sedih banget. Udah mikir jauh bakal jadi kempes sekempes kempesnya. Terus ibu saya dipanggil dikasih pengarahan, katanya "Bu, kita bius total ya." dan segala kemungkinan kemungkinan terburuk dijelasin dokter ke ibu saya sampe akhirnya ibu saya nahan air mata. Huhhuu. Ga pernah kepikiran pake baju rumah sakit gini untuk hal yang seperti ini.
Akhirnya, saya masuk ruangan. Saat itu "masyarakat" di ruang operasi masih ketawa-ketawa. Nanya apa yang saya lakuin di Taiwan dan segala macam hal yang terkesan menghibur padahal saya mah tetep panik euy monmaap. Sampe akhirnya terakhir yang saya ingat itu ada yang bilang "tarik napas yang dalam ya 1...2...." udah saya lupa lagi ada apa. Ternyata begitu rasanya dibius.
Satu jam kemudian (katanya), saya keluar. Saya yang dibius mana sadar itu berapa lama. Waktu itu saya ditepuk tepuk "tarik napas ya". Itu lagi yang saya denger. Astaga. Pas saya bener-bener melek....deg. Sakit banget rasanya, perih banget, sangking ga kuatnya saya nangis. "Mama.....sakit." Ga lama, suster bawa hasil operasi itu. Dua biji bola segede bakso urat.
Nah, dari cerita saya di atas, apa sih sebenernya benjolan itu?
Jadi gini teman-teman, setelah dilakukan Lumpektomi (prosedur
pembedahan untuk memotong atau mengangkat benjolan kemudian di bawa ke
laboratorium untuk diperiksa) atau namanya mungkin biospi ya. Ternyata kedua
benjolan saya ini berbeda. Satu benjolan Fibroadenoma Mammae (FAM) dan yang
satu lagi adalah Kista Payudara (Breast Cyst).
Apa itu Fibroadenoma Mammae (FAM)? Ternyata adalah tumor jinak yang paling umum
terjadi. Bentuknya kenyal dan padat serta tepian yang tegas. Sementara untuk
kista sendiri adalah benjolan yang berisi air.
Bahaya ga sih? Sebenernya, kata dokter kalau memang tidak membesar ya ga
bahaya. Cuman kalau merasa ada perubahan lebih baik diangkat. Karena, indikasi
adanya perubahan itu bisa jadi tanda-tanda kanker. Walaupun dokter bilang ada
kemungkinan bahwa benjolan-benjolan itu akan mengecil pada suatu saat nanti,
tapi ya ga ada jaminan. Jadi untuk mencegah yang belum terjadi, diangkatlah dua
biji-biji itu.
Penyebabnya apa sih? Kalau yang saya rasain, benjolan ini mulai muncul ketika
saya stress dan terlalu banyak pikiran. Dan setelah saya baca, kemungkinan
besar yang menyebabkan tumbuhnya benjolan ini ya karena hormon, salah satunya.
Masuk akal, masa-masa saya banyak pikiran emang ga karuan banget waktu itu.
Mungkin dari situ.
Pasca operasi, kaget. Ternyata payudara saya ga ilang. Hahahaha, alias ya ga
kempes. Malah seperti membaik. Kalau rasa nyerinya, seminggu setelah keluar
dari rumah sakit semua baik-baik aja. Lewat dari seminggu mulai kerasa nyeri
mendekati halangan. Sekarang, kadang mulai kerasa nyeri mungkin karena sekarang
lagi masa pemulihan setelah patah hati, tapi positif aja "mungkin mau kedatengan tamu".
Hehehehee
Nah, begitu ceritanya. Kata dokter, kemungkinan tumbuh lagi masih ada. Jadi
yang harus dikontrol adalah pikiran-stress-perasaan-hormon. Kalau pikiran kita
lagi ga baik, maka tubuh akan berusaha untuk memperbaiki, tapi mungkin
resikonya hal-hal yang perlu dibuang jadi semakin menumpuk dan bersarang. Jadi
saran saya, pinter-pinter mengontrol pikiran. Hidup sehat juga penting.
Walaupun menurut saya, bagian diri saya yang paling mendominasi adalah pikiran.
Kalau ada satu yang bermasalah, maka bagian tubuh lainnya seperti nopang untuk
membetulkan yang sulit dibetulkan itu (?) Jadi, sebisa mungkin bahagia ya
kalian! Kalau lagi patah hati, jangan kelamaan. Tubuh kamu butuh pikiran kamu
untuk bertahan.
Nah, dari cerita saya di atas, apa sih sebenernya benjolan itu?
Jadi gini teman-teman, setelah dilakukan Lumpektomi (prosedur pembedahan untuk memotong atau mengangkat benjolan kemudian di bawa ke laboratorium untuk diperiksa) atau namanya mungkin biospi ya. Ternyata kedua benjolan saya ini berbeda. Satu benjolan Fibroadenoma Mammae (FAM) dan yang satu lagi adalah Kista Payudara (Breast Cyst).
Apa itu Fibroadenoma Mammae (FAM)? Ternyata adalah tumor jinak yang paling umum terjadi. Bentuknya kenyal dan padat serta tepian yang tegas. Sementara untuk kista sendiri adalah benjolan yang berisi air.
Bahaya ga sih? Sebenernya, kata dokter kalau memang tidak membesar ya ga bahaya. Cuman kalau merasa ada perubahan lebih baik diangkat. Karena, indikasi adanya perubahan itu bisa jadi tanda-tanda kanker. Walaupun dokter bilang ada kemungkinan bahwa benjolan-benjolan itu akan mengecil pada suatu saat nanti, tapi ya ga ada jaminan. Jadi untuk mencegah yang belum terjadi, diangkatlah dua biji-biji itu.
Penyebabnya apa sih? Kalau yang saya rasain, benjolan ini mulai muncul ketika saya stress dan terlalu banyak pikiran. Dan setelah saya baca, kemungkinan besar yang menyebabkan tumbuhnya benjolan ini ya karena hormon, salah satunya. Masuk akal, masa-masa saya banyak pikiran emang ga karuan banget waktu itu. Mungkin dari situ.
Pasca operasi, kaget. Ternyata payudara saya ga ilang. Hahahaha, alias ya ga kempes. Malah seperti membaik. Kalau rasa nyerinya, seminggu setelah keluar dari rumah sakit semua baik-baik aja. Lewat dari seminggu mulai kerasa nyeri mendekati halangan. Sekarang, kadang mulai kerasa nyeri mungkin karena sekarang lagi masa pemulihan setelah patah hati, tapi positif aja "mungkin mau kedatengan tamu". Hehehehee
Huaa ngeri bgtt :(
ReplyDeleteTetep kuat yaa ikaaa. Jd mau nanya nanya soal "itu".
Kita bisa ngerasa itu kalo gabaik baik aja tuh gmn yaaa
I'll get your back!
ReplyDeleteKeep your mind health okay? Tryin' hard to manage your stress also.
Stay strong, sister ❤
Emperor Casino - Shootercasino
ReplyDeleteJoin the Emperor Casino team to experience the newest 제왕카지노 online casino, the hottest slots and biggest table games. Sign up today for a big bonus now! · Exclusive